Alkisah ada Seorang petani yang tinggal di sebuah desa terpencil. Petani ini terkenal baik hati di lingkungan tempat tinggalnya. Meskipun hidup sederhana si petani tak pernah lupa untuk bersedekah kepada orang lain. Suatu ketika si petani berniat membeli seekor keledai dan dagingnya akan dia bagikan kepada orang-orang di desanya.
Untuk
memenuhi niatnya itu hari demi hari si petani bekerja lebih giat menggarap
sawahnya. Ketika panen tiba, terbukti hasil panen si petani cukup melimpah dibandingkan
petani lainnya. Uang dari penjualan hasil panen tersebut kemudiaan disisihkan
untuk memenuhi keinginan si petani membeli seekor keledai.
Keesokan
harinya berangkatlah si petani untuk membeli seekor keledai, setibanya di
sebuah peternakan keledai, si petani berkata kepada pemilik peternakan bahwa
dia mencari seekor keledai yang sehat dan gemuk. Setelah ditunjukkan beberapa
ekor keledai, si petani kemudian memutuskan membeli seekor keledai yang paling
gemuk.
Dalam
perjalanan pulang si petani berjalan sembari menarik keledainya. Di tengah
perjalanan ada tiga pemuda yang melihat petani berjalan dengan seekor keledai
gemuk. Timbullah niat mereka ingin mengelabui si petani.
Pemuda
pertama menghampiri petani dan berkata “hei pak tani anjing yang bapak bawa Nampak
sangat sehat”
“Wahai anak muda, ini adalah seekor keledai bukan anjing” kata si petani.
Kemudian
si pemuda berkata lagi “ tapi saya yakin ini seekor anjing pak” kemudian pemuda
berjalan pergi.
Si
petani berkata dalam hati “Sepertinya pemuda itu sedang mabuk sehingga tidak
mampu membedakan seekor keledai dan anjing”.
Beberapa
meter kemudian si petani bertemu lagi dengan pemuda kedua.
Pemuda
kedua kemudian berkata “ Hai pak tani, domba anda memiliki bulu yang lebat dan
halus, pasti perawatannya sangat baik”
Si
petani mulai merasa bingung sambil berkata “Ini seekor keledai bukan domba,
saya baru saja membelinya tadi”
Si
pemuda kedua berkata lagi “saya rasa bapak telah salah membeli hewan, ini domba
bukan keledai” kemudian si pemuda berlalu pergi
Muncul
pertanyaan dalam benak si petani, mengapa sudah ada dua orang mengatakan bahwa
yang saya bawa ini bukan keledai ?
Tak
seberapa jauh berjalan si petani kemudian bertemu dengan pemuda ketiga.
Si
petani kemudian bertanya kepada pemuda ketiga “Permisi anak muda, saya ingin
bertanya, apakah anda tau apa yang sedang saya bawa ini ?”
Pemuda
ketiga tertawa dan menjawab “ Masa bapak tidak tau, ini kan seekor babi” lalu
berjalan pergi.
Si
petani semakin merasa bingung, sudah tiga orang mengatakan bahwa yang sedang ia
bawa bukan seekor keledai. Mulai timbullah keraguan dan rasa takut dalam benak
si petani, dalam benaknya dia bertanya-tanya benarkah yang dia bawa ini adalah seekor
keledai atau mungkin makhluk jadi-jadian. Karena merasa semakin takut si petani
kemudian melepaskan keledai yang dibawanya lalu berlari pulang. Melihat hal itu
ketiga pemuda yang sudah mengintai si petani sejak tadi kemudian menangkap
keledai itu..Untunglah ketiga pemuda itu merasakan nikmatnya daging keledai guling.
Sia-sialah
semua kerja keras dan si petani mengumpulkan uang untuk membeli keledai karena
tidak percaya bahwa yang dia bawa adalah seekor keledai.
Apa
makna yang dapat kita ambil dari cerita diatas adalah percayalah dengan apa
yang kita yakini benar, dalam perjalanan hidup, akan selalu ada orang-orang
yang menyanggah apa yang kita yakini seperti tiga pemuda dalam cerita diatas.
Tujuannya adalah menunggu kita lengah dan mengambil keuntungan.
0 komentar:
Post a Comment